Selasa, 17 September 2013


Definisi Cerpen


                 Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. 
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Sebenarnya, tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Kalangan sasterawan memiliki rumusan yang tidak sama. H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Dan masih banyak sastrawan yang merumuskan definisi cerpen. Rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.

1.1 Jenis Cerpen
Jenis-jenis cerpen ada 3, yaitu :
 Cerpen Kedaerahan
Contoh : - Rumah Untuk Kemenakan
- Gampong
- Orang Kaya Baru, dll
 Cerpen Nasional
Contoh : - Jalan Soeprapto
- Jiwa Yang Terguncang
- Senyuman Terakhir, dll
Cerpen Pop
Contoh : - Perempuan Disimpang Tiga
- Roda Kehidupan
- Pelabuhan Makin Jauh
- Anggap Aku Bulan
- Kisah Dikantor Pos, dll


1.2 Anatomi Cerpen
Setelah mengerti betul definisi cerpen, karakteristik cerpen dan unsur-unsur yang wajib ada dalam membangun cerpen, maka sejatinya Anda sudah sangat siap untuk menciptakan sebuah cerpen. Sebelum menulis cerpen ada baiknya anda mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut struktur cerita. Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, di manapun settingnya, apapun jenis sudut pandangan tokohnya, dan bagaimanapun alurnya memiliki anatomi sebagai berikut:
1. Situasi (pengarang membuka cerita)
2. Peristiwa-peristiwa terjadi
3. Peristiwa-peristiwa memuncak
4. Klimaks
5. Anti Klimaks
Atau, komposisi cerpen, sebagaimana ditandaskan H.B.Jassin dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Perkenalan
2. Pertikaian
3. Penyelesaian
Cerpen yang baik adalah yang memiliki anatomi dan struktur cerita yang seimbang. Kelemahan utama penulis cerpen pemula biasanya di struktur cerita ini. 

BAB 2
KARAKTERISTIK CERPEN


2.1 Unsur-unsur Cerpen

Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen ada 2, yaitu :

a. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian unsur interinsik antara lain, :

1.. Tema :

Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.

2. Amanat :

Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.

3. Alur atau plot : 

Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.

Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya: cerpen-cerpen Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang terkumpul dalam Laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.
2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto dalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis menggunakan plot berbisik.
3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Contoh: cerpen Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R. Siyaranamual, dan cerpen Putu Wijaya berjudul Topeng bisa dimasukkan di sini.
Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan cempuran keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya:
1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan.
2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh Godlobnya Danarto.
3. Campuran keduanya.

4. Penokohan :
Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.
Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: 
1. Tindakan, ucapan dan pikirannya
2. Tempat tokoh tersebut berada
3. Benda-benda di sekitar tokoh
4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya
5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 

5. Latar atau setting : 

yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas.

6. Sudut Pandang Pengarang : 
Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adlaah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.
Ada 4 macam sudut pandang dalam bercerita :
1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa : Pengarang seolah –olah maha tau, pengarang ini menggambarkan semua tingkah laku para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh.
2. Sudut pandang dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya akudalam bercerita, sipengarang disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku.
3. Sudut pandang dari Orang ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalm bercerita, sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan jiwa dia tapi tidak dapat melukiskan yang lain.
4. Sudut pandang Objektif : Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.





7. Gaya Bahasa :

Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan memandang persoalan.
Gaya Bahasa ada 2:
1. Gaya pengarang dalam bercerita
Gaya pengarang dalam bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan tadi.
2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita.
Gaya bahasa pengarang dalam bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek yang dikehendaki. Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin umum istilah yang dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan. Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan gambaran ceritanya. Makna-makna khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas. Gaya bahasa yang sering dipakai dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa perbandingan dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
1. Majas Perumpamaan / Asosiasi
yaitu gaya bahasa yang memperbandingkan benda yang satu dengan benda yang lain dengan apa yang dilukiskan. Contoh :
 Bibirnya merah bagai buah delima.
 Kedua anak itu seperti pinang dibelah dua.
2. Majas Metafora
yaitu gaya bahasa perbandingan yang singkat dan padat yang dinyatakan secara implisit. Contoh :
 Pukul delapan malam dewi malam mulai memancarkan sinarnya.
 Si jago merah telah melalap rumah itu.
3. Majas Personifikasi
yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat seperti manusia. Contoh :
 Angin semilir menerpa mukaku.
 Pohon nyiur melambai-lambai dipantai.

4. Majas Alegori
yaitu gaya bahasa perbandingan yang biasa memakai cerita untuk simbol-simbol untuk menyampaikan maksud tertentu. Contoh :
 Orang itu bagaikan kancil.
 Orang itu termenung seribu satu malam.
5. Majas Pleonasme
yaitu gaya pemakaian bahasa secara berlebih-lebihan.
 Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri.
 Walau keadaannya gelap gulita dia masih tetap meneruskan perjalanannya.


b. Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan dapat dibagi menjadi3, yaitu :
1. Majas Hiperbola
yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memberi penekanan. Contoh :
 Kini hidupnya benar-benar bermandikan uang.
 Air matanya menganak sungai.
2. Majas Litotes
yaitu gaya bahasa pertentangan yang biasa memakai pernyataan untuk memperkecil sesuatu. Contoh :
 Terimalah hadiahku yang sederhana ini.
 Kalau sampai disana mampirlah kegubukku.

3. Majas Ironi
yaitu gaya bahasa pertentangan yang mengungkapkan pernyataan pertentangan dengan maksud mencemoh. Contoh :
 Bagus sekali tulisanmu sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.
 Rapi benar kamarmu seperti kapal pecah.

c. Gaya Bahasa Pertautan
Gaya bahasa pertautan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Majas Sinekdoke
2. Majas Metonimia
yaitu gaya bahasa dengan menggunakan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan orang atau barang.
 Sambil mengisap djarum dalam-dalam dibukanya lembaran-lembaran kompas.
Selain majas-majas yang disebutkan diatas juga ada jenis majas yang lain, misalnya :
1. Majas Eufemisme
yaitu gaya bahasa yang menggunakan bahasa sebagai pengganti kata lain dengan maksud untuk memperhalus atau menghindari hal-hal tabu. Contoh :
 Para TKI ilegal banyak yang diamankan oleh pihak keamanan Malaysia.
2. Majas Alusio
yaitu gaya bahasa yang merujuk pada suatu karya sastra, tokoh, atau suatu peristiwa. Contoh :
 Dia sering bersifat kura-kura dalam perahu, sudah tahu tapi masih saja bertanya.
3. Majas Repetisi
yaitu gaya bahasa dengan melakukan pengulangan kata atau kelompok kata. Contoh :
 Mengapa harus putus asa? Aku masih muda dan kuat! Mengapa harus putus asa? Mengapa harus putus asa?
4. Majas Klimaks
yaitu gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan. Contoh :
 Jangankan uang, rumah, harta kekayaan, nyawa pun akan kukorbankan demi kebaikan keluarga.
 Sejak lahir, bayi, balita, remaja ibunya sendiri yang mengasuhnya.


b. Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang mendukung dari luar cerita tersebut. Contoh unsur-unsur ekstrinsik, yaitu :
1. Biografi Pengarang
2. Sosial Budaya
3. Moral
4. Agama

Kamis, 06 Juni 2013

       
4 bulan, terakhir ini ...

      Ini tentang perasaan saya kepada sesorang yang saat ini mengabaikan saya. entah, dia tau atau tidak dengan perjuanganku selama 4 bulan terakhir ini. mungkin dia tidak pernah merasakan sakit seperti sakit yang saya rasakan saat ini atas pengabaiannya.
      4 bulan terakhir ini saya lebih banyak menangisi seseorang itu yang mungkin menurut pendapat orang lain aku terlalu bodoh dengan ini semua.
saya selalu melayangkan perhatian untuknya. sayangnya, usaha terbaik saya lebih sering mendapat pengabaian. kadang dia merespon. tapi entahlah, dia merespon dengan sungguh-sungguh atau tidak.tapi menurut saya responnya menyakitkan saya.
      4 bulan terakhir ini saya tidak mengerti. apakah perjuangan yang saya lakukan selama ini sia-sia atau tidak ?
      ya. memang saya labil. saya gampang emosian.saya sudah berkali-kali melupakan dia, menghindari dia. segala cara apapun sudah saya lakukan. sayangnya hal itu tidak bisa aku lakukan secara instan.
tapi saya akan terus berusaha walaupun butuh tahap. ini semua saya lakukan agar dia tak merasa lagi ada yang menggangunya.
      saya memang tidak menuntut status, karena perasaan yang kuat tidak dilambang kan oleh status. saya memang tidak menuntut perhatian lebih, karena menurut saya dia memiliki segudang kesibukan yang (mungkin) tidak punya waktu untuk memikirkan orang lain ( termasuk saya ).
      kamu memang pernah dan terus mengisi hati saya. saya selalu menulis tentang kamu, memikirkan kamu dan merindukan kamu. tapi saya juga harus memikirkan. apakah kamu juga memiliki rasa yang sama denganku ? apakah kau juga memikirkan dan merindukanku ( mungkin tidak )
      4 bulan terakhir ini kamu yang saya cintai, 4 bulan terakhir ini kamu yang mengisi otak saya. 4 bulan terakhir ini cuma kamu yang dapat menyakiti saya dan cuma kamu yang bisa menjadi obatnya. 4 bulan , terakhir ini ...


Aku hanya ingin menatapmu dari jauh (っ╯_╰˘)

Rabu, 05 Juni 2013


Mungkin, aku terlalu berharap banyak 

Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba” merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa bayak perubahan dalam hari”ku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang” kosong dihatiku. Taka da percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini tumbuh melebihi batas yang kutau.
Aku menjadi takut kehilangankamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tdk berada disampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, tak ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara, salahkah jika kamu selalu kunomorSATUkan?
Tapi, entah mengapa sikapmu tidak seerti sikapku. Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapanmu tak setajam tatapanku. Adakah kesalahan di antara aku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan yang juga aku rasakan?
Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku,karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan airmata untukmu? Aku selalu kehilanganmu, dan juga selalu pergi tanapa meminta izin.Meminta izin? Memanngnya siapa aku dimatamu? APAKAH PENTING? BODOH! TOLOL! Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi jadi hal yang terpenting dlm hidupmu seutuhnya.mungkinkah? bisakah?
Janjimu terlau banyak, hingga aku lupa menghitung mana saja yang belum kamu tepati. Begitu sering kamu menyakiti, tapi kumaafkan lagi berkali-kali. Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus namun kau hempaskan dengan begitu bulus.seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku hanya persimpangan jalan yang selalu kau abaikan juga kau tinggalkan?
Apakah aku tak berharga dimatamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Dimana letak hatimu? Aku tak bosan bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang telah terlanjur terjadi. Aku tak berhak bicara tentang cinta, jika kau terus tutup telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali” kau ciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa” selain memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan TUHAN.
Sadarkah jemarimu selalu melukai hatiku? Ingatkah perkataanmu selalu mnghancur leburkan mimpi”ku? Apakah aku tak pantas bahagia bersamamu? Terlalu banyak pertanyaan. Aku muak sendiri, aku mencintaimu yang belum tentumencintaiku, aku mengagumimu yang belum tentu paham tentang rasa kagumku.
Aku bukan siapa” dimatamu, dan tak akan pernah menjadi siapa”. Sebenarnya, aku juga ingin tau, dimakah kau letakan hatiku yang selama ini kuberikan padamu?, tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tau soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yg telah beruntung karena memiliki hatimu?
Mungkin... memang semua salahku. Yg menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku, yg bermimpi bisa menjadikanmu lebih. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas wajar? aku mencintaimu sebagai orang yg begitu bernilai dalam hidupku.Namun, semua jauh dari harapanku selama ini, mungkin, memang aku terlalu berharap banyak. Akulah yg tak menyadari posisiku, akulah yang bodoh, aku lah yang bersalah !!. 
tenanglah, tak perlu memperhatikanku lagi, aku terbiasa tersakiti kok, terutama jika sebabnya kamu. Tdk perlu basa basi, aku bisa sendiri. Dan kamu pasti tak sadar, aku berbohong jika aku bisa begitu mudah melupakanmu.
MENJAUHLAH, aku ingin dekat” dengan kesepian saja, disana lukaku terobati, disana tak kutemui orang sepertimu, yang berganti” topeng dengan mudahnya, yang berkata sayang dengan gampangnya .
                            
                                                            - Dwitasari -

Hati aku itu bukan kayak lilin yang bisa meleleh karena kata-kata, Aku nggak pernah nganggap hal yang kamu lakuin itu adalah hal kecil, karena aku punya cinta yang luar biasa untuk kamu, cinta yang jauh lebih luar biasa daripada hal2 yang bisa terlihat oleh mata karena kamu adalah salah satu kekuatan itu ♥ [N] 

Jangan pernah berhenti berharap pada seseorang yang sudah kamu pilih untuk dicintai, jika dia selalu menjadi alasan kenapa hati kamu selalu sakit, dia lah yang selalu menjadi alasan kenapa jantungmu terus berdetak sampai saat ini

♥ [N]